PR KOTA WALI UNTUK WALI KOTA
oleh
Daddy
Rohanady
(Anggota
DPRD Provinsi Jawa Barat)
Pilkada serentak kian mendekat. Kian
banyak muncul para kandidat. Janji dan slogan yang ditawarkan pun kian padat.
Apakah masyarakat sepakat?
Kota Cirebon tanpa kecuali. Semua
seolah paling peduli. Semua menyatakan teringat amanat Wali. Tuluskah semua sesuai
nurani?
Kota Cirebon banyak yang harus
dibenahi. Banyak hal yang harus ditata kanan-kiri. Mampukah para calon wali
kota menjawab tantangan zaman kiwari?
Kandidat banyak memberi janji. Semua
akan ditata dan dikaji. Kota Cirebon akan dikelola lebih baik lagi. Apakah
mereka telah teruji? Kita lihat nanti.
Banyak tantangan untuk Kota Cirebon
yang sudah berusia 497 tahun. Menjelang usianya yang ke-500 tahun, tampaknya
banyak hal sudah diraih. Namun, di sisi lain, masih banyak pula hal lain yang
masih harus ditata.
Indeks pembangunan manusia (IPM)
tetap menjadi salah satu tolok ukur. Siapa pun yang ingin menjadi Wali Kota
Cirebon tidak boleh mengabaikan hal itu. IPM suka tidak suka dan mau tidak mau menjadi salah satu tugas yang harus
diwujudkan menjadi lebih baik oleh Wali Kota Cirebon, siapa pun dia.
IPM terdiri dari tiga hal yang
sangat mendasar dalam kehidupan manusia, yakni pendidikan, kesehatan, dan laju
pertumbuhan ekonomi.
Pendidikan sangat dibutuhkan semua
umat manusia, apalagi sekelas Kota Cirebon. Bagaimana mungkin sebuah kota yang
sangat strategis bisa mengabaikan sektor yang satu itu?
Demikian pula dengan sektor
kesehatan. Sebuah kota --yang kerap dijuluki Kota Wali-- yang terdiri dari lima
kecamatan dan 22 kelurahan itu pasti membutuhkan perhatian serius di bidang
kesehatan. Jika warganya sehat, maka sehat pulalah kehidupan di Kota Cirebon.
Terkait laju pertumbuhan ekonomi pun
demikian pula. Bagaimana mungkin sebuah kota bisa tumbuh dan menyesuaikan
dengan tuntutan perubahan yang ada jika tidak mengalami laju pertumbuhan
ekonomi yang memadai?
Namun, para kandidat Wali Kota
Cirebon harus menyadari sepenuhnya tentang semua itu. Inilah kondisi beberapa
faktor penting Kota Cirebon hingga akhir 2023.
Indeks Pendidikan Kota Cirebon pada
akhir 2022 adalah 70,93. Dengan angka
seperti itu, Indeks Pendidikan Kota Cirebon berada di peringkat ke-7 di Jawa
Barat. Indeks Pendidikan Jabar adalah 64,32 poin.
Indeks Kesehatan Kota Cirebon pada
akhir 2022 adalah 81,14. Dengan angka seperti itu, Indeks Kesehatan Kota
Cirebon berada di peringkat ke-12 di Jawa Barat. Indeks Kesehatan Jabar adalah
82,34 poin.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota
Cirebon pada akhir 2023 adalah 5,1%. Laju Pertumbuhan Ekonomi Jabar sendiri adalah
5,45%.
Ketiga hal terkait IPM tersebut
hanyalah satu tantangan. Masih sederet persoalan yang harus diselesaikan jika
ingin menjadikan Kota Cirebon sebagai kota yang menarik bagi semua orang.
IPM Kota Cirebon pada tahun 2023
adalah 76,46 poin. Ini memang sudah lebih baik daripada IPM Provinsi Jabar yang
73,74 poin.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT)
dan persentase penduduk miskin (PPM) merupakan dua hal lain yang tidak kalah
penting. Kedua hal itu harus pula diikirkan oleh Wali Kota Cirebon terpilihnya.
TPT sangat berkaitan pula dengan
keamanan. Dengan banyaknya pengangguran, keamanan masyarakat pun menjadi lebih
riskan. Padahal, masyarakat sangat membutuhkan keamanan dan kenyamanan dalam
segala aktivitasnya.
Hingga akhir 2023 TPT Kota Cirebon
masih cukup tinggi, yakni 7,66%. Angka tersebut memang jauh lebih baik jika
dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 10,9%. Namun, angka TPT Kota
Cirebon pada tahun 2023 ternyata lebih tinggi dari TPT Provinsi Jabar yang
7,44%.
Dengan angka-angka indikator seperti
itu, berarti masih sederet pekerjaan yang harus dibereskan oleh siapa pun Wali
Kota Cirebon berikutnya. Namun, semua pekerjaan tersebut sangat dinantikan oleh
seluruh lapisan masyarakat Kota Cirebon.
Semoga saja pemilihan kepala daerah
yang dilakukan serentak pada 27 November nanti akan menghasilkan
"manusia-manusia super" yang akan meningkatkan taraf hidup masyarakat
Kota Wali menjadi kota yang berdaulat, maju, dan berkelanjutan.@