Recent Posts

PR Besar BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Sungai Ciberes Banjiri Desa Ciuyah Cirebon 38 kali setahun

TWEETUP
Rabu, 06 Maret 2024, 8:33 AM WIB Last Updated 2024-03-06T01:33:55Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini

 


BANDUNG. TWEETUP.ID - Sungai Ciberes yang melintasi Desa Ciuyah Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon kerap meluap ketika hujan tiba karena hingga saat ini tidak memiliki  Tembok Penahan Tebing (TPT) akibatnya   Desa Ciuyah  di Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon  dalam setahun mengalami bencana kebanjiran hingga 38 kali.

Keprihatinan ini disampaikan oleh wakil rakyat dari daerah pemilihan Kabupaten Cirebon di DPRD Provinsi Jawa Barat Drs. H. Daddy Rohanady, yang disampaikan melalui pesan tertulisnya kepada BEDAnews.com Rabu (6/3).

Desa Ciuyah Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon ini  juga adalah bagian dari Provinsi Jawa Barat. Mereka yang tinggal di sana juga adalah anak-anak bangsa dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.”ungkapnya.

Dikatakan Wakil Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Provinsi  Jabar ini .  “Masalah Ciberes ini PR besar, terutama untuk BBWS Cimanuk-Cisanggarung. Sungai Ciberes memang sangat butuh TPT. Kalau tidak,  "Ciberes tak akan pernah beres". Tegasnya.

Daddy meminta,  Pemda Kabupaten Cirebon  Pemprov Jabar, dan Pemerintah Pusat serta Pemerintah di semua tingkatan bisa menggunakan dana cadangan untuk menanggulangi bencana seperti ini.

“Saya mohon dengan sangat agar musibah ini juga diperhatikan secara serius. Butuh penanganan serius untuk wilayah yang rutin kebanjiran seperti ini. Ini memang daerah pemilihan saya. Namun yang memprihatinkan, wilayah ini bahkan pernah kebanjiran 38 kali dalam setahun.”ungkapnya

“Jadi, sekali lagi, ini butuh perhatian serius untuk dicarikan solusinya.” Pungkas Daddy anggota Komisi IV DPRD Jabar  yang kembali dipercaya masyarakat Kabupaten/Kota Cirebon dan Indramayu untuk menjadi wakil mereka  di Pemerintahan Provinsi Jawa Barat melalui DPRD . 

Selain meminta penyelesaian dari pemerintah Dady juga menyampaikan solusi: Pertama, angkat sedimentasi. Kedua, buang hasil pengerukan itu. Saya pernah ngobrol dengan para Kuwu sekecamatan Waled. Tempat buangnya ada. Yang selama ini dilakukan hanya pengerukan sedimentasi dan dibuang di pinggir kali. Makanya ketika hujan turun, hasil pengerukannya masuk lagi ke sungai. Sedimentasi ga habis-habis.  Ketiga, buat TPT sepanjang DAS Ciberespungkasnya@ herz


Komentar

Tampilkan

Terkini

-->