Kabag Umum Setwan Jabar. Dodi Sukmayana : Realisasikan Anggaran Hingga 97% Bag Umum Setwan Jabar Upayakan Sinkronisasi Antar Bagian
BANDUNG.
TWEETUP.ID – Meski mampu merealisasikan alokasi anggaran hingga mencapai
Sembilan Puluh Tujuh (97)persen, bagian
umum Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat,
masih merasakan ada kegagalan dalam memfasilitasi dan mendukung tugas DPRD.
Demikian
pengakuan yang disampaikan Kepala Bagian Umum Set DPRD Provinsi Jawa Barat Dr. H. Dodi Sukmayana, SE., MM
kepada TWEETUP.ID di ruang kerjanya Gedung Set DPRD jabar Jalan Diponegoro 27
Bandung. Selasa (26/7)
Hasil
Rapat P2APBD Sekretariat DPRD Jabar tahun Anggaran 2022 dengan Komisi I DPRD Jabar
belum lama ini, Bagian Umum Sekretariat DPRD Jabar dalam pelaksanaan APBD tahun
anggaran 2022 mampu merealisasikan anggaran diatas standar realisasi untuk
tingkat Sekretariat DPRD menurut Komisi I yakni 95 persen, Hanya Bagian Umum yang mampu merealisasikan anggaran
diatas 95 %, yaitu bagian umum yang mencapai, 97 %.
“Evaluasi
itu terkait dengan hal hal yang sudah dilaksanakan,sudah diaudit BPK dan sebaginya, menjadi catatan
bagi kita untuk ke depan. Hal yang paling mendasar itu adalah pertama adalah
silpa yang besar, memang kalau umum tidak besar hanya 3 %. Dari Realisasi yang 97 persen itu sudah lumayan.”
Sebutnya.
Dijelaskan, ada
beberapa yang dikritisi oleh DPRD, pertama kaitan dengan masalah raperda, serapan raperda tenaga ahli, dan yang paling
disorot itu adalah yang berkaitan dengan inovasi, setiap bagian kesekwanan.
“Bahkan
beliau menantang, coba inovasinya apa, kegagalan dan kesuksenannya itu apa. Setiap bagian harus menyampaikan
kegagalan dan kesuksesannya itu apa, keberhasilannya apa. Sesuatu yang bagus
sebenarnya, itu jadi sebagai control. Dari mitra setwan terkait dengan tugas
kesekwanan, karena tgas sekwan itu adalah memfasilitasi dan mendukung tugas DPRD, itu intinya.”jelas Dodi.
khusus
bagian umum di tahun 2022 itu memang
kita akui ada beberapa hal yang perlu kita catat, akui sebagai sebuah kegagalan,
kegagalan kami adalah mensikronkan apa yang kami lakukan antara fungsi umum dengan fungsi di bagian
lain.
Tugas Bagian
Umum adalah menyediakan, merealisasi perkantoran yang didalammnya itu adalah
perlengakapan kepegawaian, dan
administrasi umum,
Jadi kami di
bagian umum salah satu fungsinya adalah menyediakan fasilitas fasilitas baik
fisik maupun non fisik untuk pelaksanaan tugas Ke-Setwanan dan keDPRD-an.
Kegagalan
kami adalah mensinkronkan apa yang kami lakukan dengan fungsi lain, salah
satunya kami sediakan sarana prasarana yang bagus, kami siapkan teknologi yang
kekinian tapi sampai saat ini, teknologi dan parasarana itu tidak digunakan
secara optimal.
“Pemanfaatan
fasilitasi kami tidak maksimal, kita siapkan fasilitas fasilitas untuk
informasi public tapi kan masalahnya tidak maksimal dalam konten dan
substantive tayangan.”
Seperti
tv di lorong itu mati, kesan orang awam ngapain sih ada TV disitu, sambil mati.
Ngapain dipasang di situ penghamburan ! Padahal kita punya maksud setiap lorong
itu ada tayangan apa yang dilakukan komisi setiap saat, disitu ditayangkan.
“Tugas
kami hanya menyediakan alat itu, tetapi alat itu bisa berguna atau tidak, itu
ada fungsi lain, nah itu kegagalan kami. Kami akui sebagai kegagalan bagian
umumu untuk mensinkronkan apa yang dilakukan bagian umum dimanfaatkan oleh
bagian bagian lain.”ungkapnya.
Kegagalan
kita komunikasi tidak saling mengisi, dari luar nampak seperti umum berjalan
untuk umum. Padahal kita punya analisa kegagalan mensinkronkan itu, jadi seolah-olah
kami berjalan sendiri, mungkin karena tidak sinkron itu muncul semacam opini.
Pa
Dodi tolong ke depan itu jangan terlalu banyak bangun-bangun atau perbaikan,
pemeliharaan, salah satunya seperti keramik ruang sidang.”
“Kami
menjawab dalam perencanaan untuk perbaikan atau pemeliharaan kita berdasarkan
analisa, ada dokumen analisisnya. Kebutuhan itu didasarkan kepada dua. Pertama adalah permintaan dari pimpinan DPRD, bisa
dari ketua dan wakil, bisa dari pimpinan fraksi, bisa juga dari komisi. Yang
kedua adalah berdasarkan analisa bagian umum, ini perlu diperbaiki, perlu
ditingkatkan.” Jelasnya.
Sedangkan kesuksesan bagian umum salah satunya adalah
kami punya beberapa aplikasi, salah satunya Simona (system informasi monitoring
dan aktivitas) jadi setiap non pns disini harus absen melalui simona Aplikasi absen
non pns.
Dia harus menunjukkan lokasinya dimana, titiknya
dimana dan mereka harus melaporkan setiap jam, apa yang mereka kerjakan, diupload, semuanya dengan
menggunakan google map.
Dalam SKM (Survey Kepuasan Masyarakat ) perbagian, bagian umum meraih 3,8 dari skala 4. Secara keseluruhan Sekwan itu 3,6.
Karena di bagian umum kita menerapkan 3 hal dalam
fasilitasi dewan, pertama, saat kita mau melakukan sesuatu kita menjelaskan apa
yang akan kita lakukan, tidak ada hal hal yang
sifatnya ujug ujug lah.
Contoh , ada
pengadaan pakaian dinas kita pasti datang kepada para pimpinan fraksi kita akan
ada pengadaan pakaian dinas ini bentuknya, ini bahannya sebelumnya, setelah ok. Kita lakukan proses. seperti itu.
Saat monitoring di bagian umum, pabila terjadi hal hal yang perlu kita tindak
lanjuti, perlu kita perbaiki, kita sudah siap, jadi potensi potensi keluhan
setiap unit baik unit kinerja kesetwanan atau berkaitan dengan anggota dewan
kita antispasi.
“Saya yakin tiap bagian itu ada yang tidak sempurna ada kekurangan kelalaian, ketidak tahuan tapi yang jelas, kita berusaha untuk memperbaiki diri terus. Kan hanya manusia bodoh saja yang tidak berubah itu, mausia pintar itu yang mau berubah.”pungkasnya.@herz