Bandung, tweetup.id
Menghargai Institusi Lapas Sukamiskin dan Program Cuti Menjelang Bebas (CMB), Anas Urbaningrum (AU) tidak menyampaikan pidato politik, hanya ungkapan satire soal ini.
"Saya tidak melakukan pidato politik. Saya sudah menyiapkan pidato politik tapi saya tidak jadi, menghormati institusi dan CMB," ujarnya di acara silaturahmi akbar kader HMI se Indonesia di Rumah Makan Ponyo, Selasa (11/4/2023).
Terkait dengan pernyataannya yang menyindir pihak-pihak yang ingin dirinya membusuk di penjara, ia mengatakan masyarakat bebas saja menafsirkan hal tersebut sebagai politik.
"Kalau menafsirkan itu silakan," ungkapnya.
Ke depan, Anas mengaku tidak akan terlalu banyak bicara selama menjalani program cuti menjelang bebas. Namun begitu, ia akan berbicara di banyak tempat sambil silaturahmi dan menikmati kuliner.
"Saya berjanji dengan teman-teman tidak akan banyak bicara, Insya Allah bicara di banyak tempat sambil silaturahmi minimal (nikmati) kuliner," katanya.
Ia melanjutkan akan menjalani program CMB selama tiga bulan dengan wajib lapor ke Balai Pengawasan (Bapas) Bandung. Selain itu, bebas murni pada 9 Juli mendatang.
Anas pun menyinggung remisi yang didapatkannya hanya tiga bulan dari total masa hukuman yang dijalani 9,3 tahun. Hal itu berbeda dengan warga binaan lain yang banyak mendapatkan remisi dan program lainnya.
"Saya hanya dapat yang namanya remisi itu tiga bulan, tidak seperti yang lain, tapi saya tidak ingin menyoal itu," katanya.
Sebelumnya Anas Urbaningrum usai keluar dari Lapas Sukamiskin langsung sampaikan beberapa hal salah satunya ungkapan satire soal pandangann orang soal dia akan membusuk di penjara.
Anas keluar dari Lapas Sukamiskin, Selasa, 11 April 2023 pukul 13.35 WIB. Dengan menggunakan baju koko warna putih celana abu-abu, tas punggung warna hitam, dan kacamata.
Bebasnya Anas disambut sahabat dan kolega dengan sukacita, mereka datang dari seluruh wilayah Indonesia, khusus untuk menyambut ke pulangan Anas.
Sahabat dan kolega itu, mayoritas datang dengan mengenakan pakaian atasan putih. Di antaranya dari kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Badan Koordinator (Badko) Jawa Barat.
Selain itu juga terlihat, Ketua DPW Partai Nasional Demokrat (NasDem) Jawa Barat Saan Mustopa, kader PDIP sekaligus anggota KAHMI Rifqi Karsayuda.
Tidak ketinggalan, Ketua PKN, Gede Pasek Suardika, Ramdansyah, Pjs Ketua Umum PB HMI periode 1997-1999 saat Anas ke Amerika Serikat, dan lain sebagainya.
Usai bersalaman dengan sahabat dan koleganya, Anas didapuk untuk berpidato.
Hal tersebut, memanfaatkannya untuk menyampaikan banyak permintaan maaf.
Semisal, Anas meminta maaf karena pertemuannya dengan para kolega dan pendukungnya di sebuah tempat yang sebetulnya tidak menjadi lokasi terbaik, yakni di halaman Lapas Sukamiskin.
Selanjutnya, Anas juga meminta maaf dalam ungkapan satire. Menurut dia, ada sebagian orang yang menganggap kalau Anas akan berakhir mengenaskan di Lapas Sukamiskin.
Hal itu, lanjut Anas, tidak terbukti karena nyatanya Anas bebas hari ini.
"Mohon maaf kalau ada yang berpikir bahwa saya di tempat ini mati membusuk. Kalau ada yang berpikir saya di tempat ini menjadi bangkai fisik dan bangkai sosial, minta maaf bahwa itu alhamdulillah tidak terjadi," ujar Anas dalam pidatonya.
Anas mengaku senang karena akhirnya bisa bebas dari belenggu jeruji besi. Anas menghabiskan masa kurungan kurang lebih selama 9 tahun 3 bulan.
"Alhamdulillah dengan dukungan keluarga, teman-teman, para sahabat saya bisa hadir hidup tetap tegak berdiri bukan hanya tegak menurut saya saya hadir di sini dengan sadar, sehat dan waras," ujarnya.
Menurut Anas, jeruji besi tidak lantas membuat patah semangat dalam berjuang merebut keadilan.
Justru, tambah dia, dikerangkeng di hotel prodeo bisa membuat ia semakin kuat karena hasil kontemplasi dan perenungan mendalam.
"Mohon maaf bila ada yang berpikir bisa memisahkan saya dari gerak hidup dan denyut nadi Indonesia yang kita cintai," ujarnya.
"Karena ikatan batin, rasa, nilai, spirit semangat, komitmen dan keberanian untuk terus melangkah maju itu akan membuat yang berpikir seperti itu mohon maaf itu seperti orang tidur di siang bolong," tambahnya.
BACA PUISI
Mantan Ketua Panwaslu DKI Jakarta Ramdansyah di sela-sela acara diskusi dan buka puasa ikut sumbangkan bakat seninya, baca puisi.
"Itu tadi di minta sama Anas. Ya saya sanggupin. Memang saya suka baca puisi kok," katanya.
Puisi yang dibaca Ramdansyah berasal dari kumpulan puisi-puisi miliknya yang sudah disusun dalam sebuah buku berjudul Watimpung.
Karena judul buku puisi itulah, Ramdansyah selanjutnya acap disapa rekan-rekannya dengan nama Watimpung.
Ramdansyah mengenal Anas karena sama-sama aktif di HMI. Mantan Ketua Panwaslu DKI Jakarta ini, juga sempat menjadi Pjs Ketua Umum PB HMI periode 1997-1999 saat Anas ke Amerika Serikat.
Dikatakan Ramdansyah, banyak kader HMI yang ingin merealisasikan keadilan bagi Anas. Sebagai organisasi kader, HMI berharap agar kasus Anas tidak terulang.
“Ada komitmen para kader agar apa yang terjadi pada Anas tidak terulang lagi pada rezim mana pun,” kata Ramdansyah yang merupakan mantan Ketua Panwaslu DKI Jakarta.
Selain itu, kata Ramdansyah, para kader HMI juga merindukan berdemokrasi dengan intelektualitas. Hal-hal tersebut, katanya yang akan mendorong para kader HMI dan kelompok masyarakat lainnya menyambut kebebasan Anas dari Lapas Sukamiskin.
“Kerinduan akan hal ini yang mendorong publik berbondong-bondong menyambut Anas di Lapas Sukamiskin,” kata Ramdansyah.@AchRies