BANDUNG.
TWEETUP.ID – Disdik
Jabar gulirkan Program Gerakan Memungut Sampah (Games), ajak pelajar jaga
kebersihan. Buang sampah pada tempatnya bukan ditendang.
Peserta didik melakukan kegiatan
memungut sampah di sekolah, dan mengunggahnya ke media sosial, seperti
instagram, youtube dan lainnya.
Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD)
Pendidikan Wilayah IV Jawa Barat Ai Nurhasan mengatakan program ini diwujudkan
dengan harapan bisa mengangkat kembali kearifan lokal tentang menjaga
kebersihan.
“Nilai-nilai kearifan budaya lokal
ini kita adopsi, disesuaikan dengan hal kekinian. Dengan cara kita publish pada
saat memungut sampah ini difoto dan itu menjadi kebanggaan. Di IG di Twitter.
Baik sekolah, maupun pribadi siswa dan guru,” jelasnya, Senin (31/10/2022).
Ai Nurhasan menjelaskan Program
Games telah digulirkan di sekolah baik itu SMA, SMK, dan SLB negeri juga
swasta yang berada di Kabupaten Subang, Karawang, dan Purwakarta. Kegiatan itu
dilakukan setiap hari Jumat pagi dengan jam yang fleksibel.
“Tetapi prinsipnya kita harapkan ini
menjadi sebuah kultur atau budaya karena diulang-diulang dan ini menjadi
kebiasaan,” sebut Ai Nurhasan.
Ia menuturkan kegiatan bersih-bersih
di lingkungan masyarakat memang sudah menjadi kultur sejak dulu. Sebelumnya ada
yang disebut dengan Jumat Bersih (Jumsih), Gerakan Sehat, dan lain sebagainya.
Nilai-nilai
Kearifan Lokal
Ia menerangkan lewat Games pihaknya
mencoba mengangkat nilai-nilai kearifan lokal tersebut dengan cara yang tidak
membosankan lantaran seluruh warga sekolah dapat mengunggah gerakan tersebut di
media sosial. Tujuannya nilai kebaikan harus disebarluaskan agar dan ditularkan
sehingga dapat diikuti oleh yang lainnya.
“Kalau ini dilakukan berulang-ulang
akan menjadi kebiasaan, jadi yang anak anak share juga itu menjadi hal positif.
Sehingga jangan selalu share tentang keburukan orang, ngomongin orang, atau
status status yang kadang tentang galau yang di-share di media sosial,”
katanya.
Ai Nurhasan menjabarkan ada beberapa
hal yang melatarbelakangi gerakan tersebut, di antaranya sebagai bentuk
kepedulian lingkungan pendidikan terhadap lingkungan masyarakat. Sebab, urusan
soal sampah tak jarang menjadi masalah pelik dengan berbagai macam penyebabnya.
Ai Nurhasan menyebut salah satu
penyebabnya adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah
pada tempatnya. Berkaca pada fenomena tersebut dia mengajak setiap sekolah di
wilayah KCD IV untuk menunjukan diri dalam kepedulian terhadap kebersihan
lingkungan.
“Games ini salah satu bentuk
pembiasaan kepada anak didik kita untuk betul-betul menghargai lingkungan,
mulai dari lingkup yang terkecil. Yaitu sampah, dengan harapan ini meluas
dilaksanakan di masyarakat. Bukan hanya di sekolah,” tutur Ai Nurhasan.
Disinggung terkait indikator
keberhasilan dalam program Games ini, Ai Nurhasan mengulas yang diharapkan
adalah dapat mendorong pembudayaan memungut sampah ini untuk warga sekolah,
termasuk peserta didik. Sebab, manfaat hal tersebut akan jauh lebih kuat dan
masuk ke dalam sanubari anak didik di mana dan kapan pun mereka berada. Dengan
dilakuan secara rutin di hari Jumat, lanjutnya, kebiasaan memungut sampah pun
akan merembet ke hari lainnya.
Nemu
Sampah Dibuang
“Nemu sampah dibuang, bukan
ditendang. Itu yang paling utama. Efek sampingnya, tentu sekolah jauh lebih
bersih. Kemudian, respek dan respon bukan hanya terhadap lingkungan saja,
tetapi dengan apapun yang ada di sekitar kita itu akan tumbuh dan berkembang di
lingkungan sekolah,” papar Ai Nurhasan.
Ia berharap syiar kebaikan dengan
Games ini dilakukan secara masif oleh peserta didik. Jika dengan satu orang
siswa saja yang mengambil satu sampah itu akan bermanfaat, maka jika ada satu
juta siswa melakukan hal yang sama tentu akan banyak kebaikan dan manfaat yang
didapatkan.
“Sehingga selokan, halaman sekolah
pasti bersih. Mudah mudahan nilai baiknya kita terus syiarkan sehingga kebaikan
kebaikan yang kita banyak upload di media sosial mengalahkan berbagai keburukan
yang berserakan di dunia maya,” sebut Ai Nurhasan.
Sementara itu, Kepala Dinas
Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan pemanasan global
merupakan satu dari tiga disrupsi yang akan dihadapi ke depan. Dengan mengajak
peserta didik untuk melakukan aksi nyata lewat gerakan membuang sampah, kata
dia, maka menandakan dunia Pendidikan di Jabar telah merespon ancaman tersebut.
“Karena itu jangan menyepelekan
kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Yang kita tahu, tumpukan sampah dapat
mengeluarkan gas yang berakibat terjadinya global warming. Mulai dari sekolah,
kita merespon ancaman tersebut dengan melakukan aksi nyata memungut sampah,”
urai Dedi.
Namun, Dedi mengatakan ada yang
lebih penting guna mengantisipasi terjadinya global warming akibat permasalahan
sampah ini. Oleh sebab itu, dia juga mengajak agar peserta didik dapat
meminimalisir produksi sampah dalam setiap kegiatan di sekolah.
“Gaya hidup bersih ini harus kita
lakukan, karena selain menjadikan lingkungan sekolah lebih bersih dan sehat
juga turut mengantisipasi terjadinya pemanasan global,” ujar Dedi.@