CIMAHI. TWEETUP.ID – Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG), bulan Maret-April ini cuacanya Kota Cimahi masih basah kering. Dengan kondisi cuaca seperti ini masyarakat diingatkan untuk tetap
waspada terhadap
cuaca ekstrem.
Hal ini juga ditegaskan oleh Kepala
Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota
Cimahi, Asep Bahtiar agar masyarakat
untuk tetap waspada terhadap berbagai potensi bencana alam yang
diakibatkan hujan deras dengan intensitas tinggi.
Berdasarkan
prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), di bulan
Maret dan April cuacanya masih basah kering. Sehingga potensi terjadinya
hujan deras masih sangat mungkin terjadi.
"Berdasarkan
prediksi BMKG, bulan Maret-April ini cuacanya masih basah kering. Jadi menurut
BMKG Maret -April ini kita harus waspada terkait dengan cuaca ekstrem,"
imbuh Asep.
Asep
mengungkapkan, ada berbagai potensi bencana alam yang mengintai Kota
Cimahi ketika memasuki cuaca ekstrem. Seperti angin puting beliung,
longsor hingga banjir.
"Kita
antisipasinya lebih ke longsor, sebab banyak pohon-pohon di jalan yang tumbang,
kita antisipasi untuk angin puting beliung, banjir. Kemudian ada juga potensi
longsor," ungkapnya.
Peristiwa
terkini, hujan deras yang mengguyur pada Kamis malam
lalu menimbulkan terjadinya bencana alam di sejumlah titik di Kota
Cimahi. Yakni di Kelurahan Padasuka, Kelurahan Cipageran dan Kelurahan Baros.
Di Kelurahan
Baros, Kecamatan Cimahi Tengah, tepatnya di RT 03/06 ada tiga unit rumah warga
yang digenangi air dengan ketinggian 50-60 centimeter. Penyebabnya saluran
drainase yang tersumbat ketika hujan deras membuat air meluber ke pemukikan
warga.
Kemudian di
RT 03/01 Kelurahan Padasuka ada Tembok Penahan Tebing (TPT) yang ambruk akibat
tidak kuat menahan terusan air yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi.
Material tembok dan tanah tersebut masuk ke area rumah warga.
Di Kelurahan
Baros, Kecamatan Cimahi Tengah, ada 58 rumah dan 19 kontrakan serta sebuah
musala yang digenangi air hingga 60 centimeter akibat luapan air dari saluran
drainase yang tersumbat dipicu hujan dengan insnetitas tinggi.
"Satu
kejadian lagi, di Cipageran ada satu rumah yang tergenang dengan ketinggian 30
centimeter. Penyebabnya sama, hujan dengan intensitas tinggi ditambah drainase
yang kurang optimal," tandas Asep. @B