Recent Posts

Satu Dekade di Pengasingan, Tokoh Oposisi Kuwait Kembali ke Rumah

TWEETUP
Kamis, 02 Desember 2021, 10:18 AM WIB Last Updated 2021-12-02T03:18:53Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini
Faisal al-Muslim adalah oposisi terkemuka yang baru saja pulang ke rumah


TWEETUP.ID - Beberapa tokoh oposisi terkemuka Kuwait telah kembali setelah satu dekade di pengasingan. Mereka menerima amnesti dari pemerintah, sebuah langkah yang telah lama ditunggu-tunggu untuk mengakhiri kelumpuhan politik yang telah mengganggu keuangan publik.


Faisal al-Muslim adalah oposisi terkemuka yang baru saja pulang ke rumah, setelah mendapatkan amnesti. Kabar ini dirayakan dengan sorak-sorai kegembiraan dari kerabat dan pendukungnya.


Warga Kuwait merayakannya dengan minum teh dan tarian pedang seremonial. “Semua rumah di Kuwait sangat senang dengan kembalinya al-Muslim dan mereka yang bersamanya,” kata Dokhi al-Hasban, salah satu warga.


Al-Muslim termasuk di antara anggota parlemen Islam oposisi yang dijatuhi hukuman penjara karena menyerbu Parlemen Kuwait selama Musim Semi Arab pada 2011 ketika pemerintah berusaha menghentikan pengunjuk rasa. Seperti kebanyakan pembangkang lainnya, Al-Muslim sempat melarikan diri dan tinggal di pengasingan di Turki.


Emir Turki mengeluarkan perintah amnesti awal bulan ini ketika ketegangan meningkat antara parlemen dengan pemerintah.  Selain Al-Muslim, salah satu oposisi paling terkenal lain adalah Musallam al-Barrak yang telah kembali pekan lalu, kutip AP.


Kebuntuan politik telah menimbulkan krisis keuangan yang memburuk di kerajaan kaya minyak ini, dengan dana cadangan umum Kuwait yang mengering.  Ketika harga minyak anjlok selama pandemi virus corona, pemerintah terus membayar gaji sektor publik tanpa mengatasi defisit yang melebar, mendorong lembaga pemeringkat untuk menurunkan peringkat Kuwait untuk pertama kalinya dalam sejarahnya.


Banyak anggota parlemen, meskipun sangat kecewa dengan perselisihan politik, mengatakan mereka bersemangat dengan kembalinya tokoh-tokoh oposisi utama. ‘Situasinya tidak mendorong kami untuk berada di Majelis Nasional, tetapi mungkin kami dapat memiliki peran politik lain … seperti sebagai partai atau organisasi,” kata mantan anggota parlemen konservatif Waleed al-Tabatabaie.


“Kita harus memberi manfaat bagi kaum muda dengan pengalaman kita,” tambah Waleed.

 

Majelis yang kerap bersuara keras merupakan badan legislatif tertua di kawasan Teluk dan dapat menghalangi rancangan undang-undang serta mempertanyakan dan secara terbuka mengkritik korupsi pejabat.*


Komentar

Tampilkan

Terkini

-->