• Jelajahi

    Copyright © tweetup.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Recent Posts

    Tidurnya Rasulullah, Imam Ahmad Meriwayatkan Ini

    TWEETUP
    Minggu, 28 November 2021, 12:35 AM WIB Last Updated 2021-11-27T17:35:04Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

     

    Ilustrasi Tidur (islamnuonline)

    TWEETUP.ID | Imam Ahmad meriwayatkan, “Jika Nabi berbaring hendak tidur, beliau meletakkan telapak tangan kanannya di bawah pipi kanan (miring menghadap kanan), kemudian berdoa “Rabbi  qinii adzaabaka  tau ma tab’atsu ‘ibaadaka” (ya Allah,  lindungilah  aku dari pedihnya azabMu pada hari Engkau bangkitkan hamba-hambaMu).


    Doa itu cocok dibaca  karena tidur mengingatkan kita pada kematian. Betapa tidak, kondisi saat tidur sama persis dengan waktu mati. Bahkan bisa jadi, itu tidur terakhir kita alias meninggal.


    Pada kesempatan lain beliau berdoa dengan redaksi yang berbeda. “Allahumma bismika amuutu wa ahyaa.”  (Ya Allah,  dengan namamu aku tidur dan dengan namaMu aku bangun.)


    Selain berdoa, Rasulullah ﷺ punya kebiasaan lain. Imam Bukhari berkisah,  setiap hendak tidur Rasulullah ﷺ  menangkupkan kedua telapak tangannya seperti hendak menyembah. Lalu beliau membaca  surat  Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas. Selanjutnya beliau mengusapkan kedua telapak tangannya  ke seluruh bagian tubuh yang bisa terjangkau. Mulai bagian depan dulu baru kemudian bagian belakang.


    Mengusap ini mengandung keberkahan yakni perlindungan dari gangguan setan yang selalu mencari celah dari segala penjuru untuk melalaikan manusia.


    Yang menarik, Rasulullah ﷺ  ternyata mendengkur saat tidur.  Imam Bukhari mengisahkan, “Rasulullah pernah tertidur hingga terdengar dengkuran liriknya. (Pada kesempatan lain), beliau juga tertidur hingga terdengar dengkuran.”


    Tidur adalah kematian. Pantas bila kemudian bangun  Rasulullah ﷺ terus  bersyukur dengan berdoa.   “Jika kalian bangun tidur, hendaknya mengucap ‘alhamdulillahil ladzii ahyaanaa banda maa amaatanaa wa ilaihin nusyuur. (Hr.Imam Bukhari). Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami sesudah mematikan (kami) dan kepada Nya (kami) kembali.*


    *Dikutip dari kitab Syarah Syamail oleh Syaikh Abdurazak bin Abdul Muchsin Al-Badrun Badr

    *Dikutip dari hidayatullahcom

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Story

    +
    -->