masukkan script iklan disini
Tweetup.id - Wakil Ketua Dewan Pakar Jaringan Alumni Timur Tengah Indonesia
(JATTI), Ustadz Abdul Somad (UAS) memberikan tausiyah singkat dengan
tema ‘Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur’. Tausiyah disampaikan saat
Halal bi Halal Nasional JATTI bersama Tokoh Nasional dan Persatuan
Pelajar Indonesia (PPI) Timur Tengah, Sabtu (6/6).
“Saya membaca surat Saba’ Ayat 15, dari ayat 15 ini dapat kita tarik kesimpulan ada (beberapa) syarat untuk menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur (negara sejahtera dengan limpahan rahmat Tuhan Mahapengampun) berdasarkan surat Saba Ayat 15,” kata UAS.
UAS menjelaskan, bercerita tentang Saba mengingatkan tentang cerita Ratu Bilqis. Sehebat-hebatnya Saba dan Bilqis tapi ada yang lebih hebat. Karenanya Bilqis mengikuti kekuasaan Nabi Sulaiman.
“Karena ketika Nabi Sulaiman berkuasa tidak ada semut yang terinjak, orang kalau mempunyai kekuasaan, semut pun tidak kelaparan,” ujarnya.
Ia mengatakan, kalau pemimpin bisa melindungi binatang maka berpindahlah kekuasaan dari Saba ke Palestina. Maka pemimpin kedepannya harus bisa melindungi manusia dan binatang. Maka syarat menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, masyarakatnya mesti tenang.
“Tapi bagaimana masyarakat bisa tenang kalau tidak tahu apa yang akan dia makan ke depan. Bagaimana masyarakat menjadi tenang kalau melihat pekerja asing bisa masuk dan lalu-lalang sementara mereka mau ke masjid saja sulit,” kata UAS.
UAS juga menyebut ke depannya jika Indonesia ingin menjadi negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur maka harus memilih pemimpin yang memiliki sifat seperti Nabi Sulaiman.
“Maka negeri ini pilihlah pemimpin yang bisa melindungi bukan hanya manusia juga melindungi binatang, hewan, seperti pemimpin yang menyampaikan kondisi tadi di (kebun binatang) Ragunan,” ujar UAS.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang juga mengikuti Halal bi Halal itu menceritakan bagaimana dirinya dan Pemprov DKI mengambil keputusan untuk menutup seluruh kawasan publik yang bisa mengundang kerumunan orang.
Hal ini dilakukan semata-mata untuk memutus rantai penularan virus corona. Salah satu tempat umum yang ditutup adalah kebun binatang. Anies mengungkapkan, pandemi membawa hikmah bagi makhluk hidup dan lingkungan.
Dimana, kondisi hewan yang ada di kebun binatang selama tiga bulan manusia diminta di rumah saja, hewan-hewan justru menurun tingkat stres nya.
“Hewan di ragunan menurun tingkat stres nya. Dokter dokter (hewan) disana lapor ke saya, ‘Pak Gub, selama tiga bulan ini hewan tidak mengalami stres’, mereka mendekati pagar, biasanya merapat ke kandang, onta berguling guling di pasir, yang hal ini tidak terlihat kalau ada manusia yang berkunjung kesini,” papar Anies.(swamedium)
“Saya membaca surat Saba’ Ayat 15, dari ayat 15 ini dapat kita tarik kesimpulan ada (beberapa) syarat untuk menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur (negara sejahtera dengan limpahan rahmat Tuhan Mahapengampun) berdasarkan surat Saba Ayat 15,” kata UAS.
UAS menjelaskan, bercerita tentang Saba mengingatkan tentang cerita Ratu Bilqis. Sehebat-hebatnya Saba dan Bilqis tapi ada yang lebih hebat. Karenanya Bilqis mengikuti kekuasaan Nabi Sulaiman.
“Karena ketika Nabi Sulaiman berkuasa tidak ada semut yang terinjak, orang kalau mempunyai kekuasaan, semut pun tidak kelaparan,” ujarnya.
Ia mengatakan, kalau pemimpin bisa melindungi binatang maka berpindahlah kekuasaan dari Saba ke Palestina. Maka pemimpin kedepannya harus bisa melindungi manusia dan binatang. Maka syarat menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, masyarakatnya mesti tenang.
“Tapi bagaimana masyarakat bisa tenang kalau tidak tahu apa yang akan dia makan ke depan. Bagaimana masyarakat menjadi tenang kalau melihat pekerja asing bisa masuk dan lalu-lalang sementara mereka mau ke masjid saja sulit,” kata UAS.
UAS juga menyebut ke depannya jika Indonesia ingin menjadi negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur maka harus memilih pemimpin yang memiliki sifat seperti Nabi Sulaiman.
“Maka negeri ini pilihlah pemimpin yang bisa melindungi bukan hanya manusia juga melindungi binatang, hewan, seperti pemimpin yang menyampaikan kondisi tadi di (kebun binatang) Ragunan,” ujar UAS.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang juga mengikuti Halal bi Halal itu menceritakan bagaimana dirinya dan Pemprov DKI mengambil keputusan untuk menutup seluruh kawasan publik yang bisa mengundang kerumunan orang.
Hal ini dilakukan semata-mata untuk memutus rantai penularan virus corona. Salah satu tempat umum yang ditutup adalah kebun binatang. Anies mengungkapkan, pandemi membawa hikmah bagi makhluk hidup dan lingkungan.
Dimana, kondisi hewan yang ada di kebun binatang selama tiga bulan manusia diminta di rumah saja, hewan-hewan justru menurun tingkat stres nya.
“Hewan di ragunan menurun tingkat stres nya. Dokter dokter (hewan) disana lapor ke saya, ‘Pak Gub, selama tiga bulan ini hewan tidak mengalami stres’, mereka mendekati pagar, biasanya merapat ke kandang, onta berguling guling di pasir, yang hal ini tidak terlihat kalau ada manusia yang berkunjung kesini,” papar Anies.(swamedium)