masukkan script iklan disini
Tweetup.id - Dengan tertatih-tatih, lelaki gaek yang belakangan diketahui bernama Enu Ranu (75) terus berjalan seraya mendorong gerobak berisi barang-barang bekas,untuk mencari penghidupan.
Lelaki warga Rancabentang RT 05 RW 13 Kelurahan Cibereum Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi, terpaksa harus berjuang mencari nafkah di usia senjanya karena istrinya sudah bertahun-tahun sakit.
Selain itu, anaknya juga belum ada yang lepas --kedua anaknya punya penyakit kelainan mental dan gangguan kejiwaan.
“Iya terpaksa namprak (mengemis, red.) dan mencari barang bekas, karena tidak ada pilihan lain kalo tidak gini gimana buat dirumah," katanya.
"Si Ema mah sakit-sakitan ges tahunan jeung budak rada kurang (anak kelainan mental, red.)” ungkapnya seperti dikutip kabarpublik.id, Rabu (27/05/2020).
Abang --demikian panggilan Enu Ranu menjelaskan kalau tubuhnya masih sehat, mungkin dia tidak anak mengemis, selain itu, saat ini kondisi juga tengah susah untuk mencari pekerjaan.
Abang bertanya, kenapa dirinya tidak mendapat bantuan sebagaimana warga warga lain yang banyak mendapatkan bantuan di saat terjadi wabah korona seperti sekarang ini.
Padahal, perekonomian keluarganya tidak lebih baik dari pada warga-warga lain yang mendapatkan bantuan dari pemerintah.
“Nya teu dapat, bansos paling kie weh menang na dinu ngasih-ngasih dijalan atawa nu ngaliwat, duka kunaon teu dapat bansos mah (ya tidak dapat bansos, paling juga dapat dari orang yang ngasih dijalan, entah kenapa gak dapat bansos),” keluhnya.
Dilain pihak Ketua RT 05 RW 13 Kelurahan Cibeureum, Juju saat dikonfirmasi wartawan kabarpublik.id mengatakan Abah Enu tidak didata untuk bansos karena ada catatan dari kelurahan bahwa Abah Enu dulu tercatat dalam program penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) sehingga tidak didata bansos.
“Iya Abah Enu tidak didata bansos karena berdasarkan data dari kelurahan mendapatkan BLT, kita mah nurut aja berdasarkan perintah kelurahan,” tandasnya.
Lelaki warga Rancabentang RT 05 RW 13 Kelurahan Cibereum Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi, terpaksa harus berjuang mencari nafkah di usia senjanya karena istrinya sudah bertahun-tahun sakit.
Selain itu, anaknya juga belum ada yang lepas --kedua anaknya punya penyakit kelainan mental dan gangguan kejiwaan.
“Iya terpaksa namprak (mengemis, red.) dan mencari barang bekas, karena tidak ada pilihan lain kalo tidak gini gimana buat dirumah," katanya.
"Si Ema mah sakit-sakitan ges tahunan jeung budak rada kurang (anak kelainan mental, red.)” ungkapnya seperti dikutip kabarpublik.id, Rabu (27/05/2020).
Abang --demikian panggilan Enu Ranu menjelaskan kalau tubuhnya masih sehat, mungkin dia tidak anak mengemis, selain itu, saat ini kondisi juga tengah susah untuk mencari pekerjaan.
Abang bertanya, kenapa dirinya tidak mendapat bantuan sebagaimana warga warga lain yang banyak mendapatkan bantuan di saat terjadi wabah korona seperti sekarang ini.
Padahal, perekonomian keluarganya tidak lebih baik dari pada warga-warga lain yang mendapatkan bantuan dari pemerintah.
“Nya teu dapat, bansos paling kie weh menang na dinu ngasih-ngasih dijalan atawa nu ngaliwat, duka kunaon teu dapat bansos mah (ya tidak dapat bansos, paling juga dapat dari orang yang ngasih dijalan, entah kenapa gak dapat bansos),” keluhnya.
Dilain pihak Ketua RT 05 RW 13 Kelurahan Cibeureum, Juju saat dikonfirmasi wartawan kabarpublik.id mengatakan Abah Enu tidak didata untuk bansos karena ada catatan dari kelurahan bahwa Abah Enu dulu tercatat dalam program penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) sehingga tidak didata bansos.
“Iya Abah Enu tidak didata bansos karena berdasarkan data dari kelurahan mendapatkan BLT, kita mah nurut aja berdasarkan perintah kelurahan,” tandasnya.