masukkan script iklan disini
Tweetup.id - Tiga perantau warga di Desa Sepat, Masaran, Sragen, Jawa Tengah, yang kedapatan tidak tertib dalam menjalankan ketentuan pemerintah, isolasi mandiri digelandang ke omah londo --yang pernah jadi lokasi shoting uji nyali yang acaranya berlangsung di salah satu televisi swasta.
Kades Sepat, Mulyono mengatakan ketiganya mau tidak mau harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari di gedong tua yang sudah bertahun-tahun. Mereka adalah Ariyanto (40), Rokhim (40), dan Heri Susanto (40)
"Baru satu malam berada di rumah angker. Mereka nangis-nangis minta dipulangkan, mereka kapok dan janji akan patuh untuk menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. Tapi nasi sudah menjadi bubur," katanya.
Tiga hari kemudian, karena orangtua Ariyanto dan Rokhim terus datang ke lokasi isolasi minta agar anaknya bisa diisolasi mandiri di rumah, mereka akhirnya dipulangkan.
Sebelum pulang, kedua orangtua mereka diminta untuk membuat pernyataan siap melakukan isolasi mandiri terhadap anaknya. Bila masih kedapatan bandel, tidak ada apunan lagi harus isolasi mandiri di rumah angker selama 14 hari.
Heri Susanto (40), ODP Covid-19 lain, akhirnya juga boleh pulang, karena terus menerus dihantui arwah penasaran yang telah menjadi penghuni rumah angker selama bertahun-tahun.
"Heri juga pulang setelah membuat pernyataan siap menjalani isolasi mandiri. Bila kedapatan bandel, harus mengulang isolasi mandiri di rumah angker, tanpa ampunan," katanya.
Rumah angker itu berada di kompleks bekas Pabrik Gula Sido Wurung atau lebih dikenal dengan Kedoeng Banteng, Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen.
Secara kasat mata, rumah tersebut kondisinya 'menyeramkan', karena cat telah mengelupas ditumbuhi lumut.
Adapun kayu-kayu di depan rumah juga mengalami pengeroposan dan tampak pekat.
Kepala Desa Gondang, Warsito mengatakan penggunaan omah londo sebagai lokasi karantina berawal dari ide Camat Gondang, Catur Sarjanto.
"Kemarin pak Camat bilang nanti kalau ada ODP yang bandel, suruh isolasi tidak mau nanti akan ditempatkan di situ," katanya. o Red
#ODP, #COVID-19, #SRAGEN, #OMAHLONDO, #NANGIS-NANGIS, #KAPOK,
Kades Sepat, Mulyono mengatakan ketiganya mau tidak mau harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari di gedong tua yang sudah bertahun-tahun. Mereka adalah Ariyanto (40), Rokhim (40), dan Heri Susanto (40)
"Baru satu malam berada di rumah angker. Mereka nangis-nangis minta dipulangkan, mereka kapok dan janji akan patuh untuk menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. Tapi nasi sudah menjadi bubur," katanya.
Tiga hari kemudian, karena orangtua Ariyanto dan Rokhim terus datang ke lokasi isolasi minta agar anaknya bisa diisolasi mandiri di rumah, mereka akhirnya dipulangkan.
Sebelum pulang, kedua orangtua mereka diminta untuk membuat pernyataan siap melakukan isolasi mandiri terhadap anaknya. Bila masih kedapatan bandel, tidak ada apunan lagi harus isolasi mandiri di rumah angker selama 14 hari.
Heri Susanto (40), ODP Covid-19 lain, akhirnya juga boleh pulang, karena terus menerus dihantui arwah penasaran yang telah menjadi penghuni rumah angker selama bertahun-tahun.
"Heri juga pulang setelah membuat pernyataan siap menjalani isolasi mandiri. Bila kedapatan bandel, harus mengulang isolasi mandiri di rumah angker, tanpa ampunan," katanya.
Rumah angker itu berada di kompleks bekas Pabrik Gula Sido Wurung atau lebih dikenal dengan Kedoeng Banteng, Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen.
Secara kasat mata, rumah tersebut kondisinya 'menyeramkan', karena cat telah mengelupas ditumbuhi lumut.
Adapun kayu-kayu di depan rumah juga mengalami pengeroposan dan tampak pekat.
Kepala Desa Gondang, Warsito mengatakan penggunaan omah londo sebagai lokasi karantina berawal dari ide Camat Gondang, Catur Sarjanto.
"Kemarin pak Camat bilang nanti kalau ada ODP yang bandel, suruh isolasi tidak mau nanti akan ditempatkan di situ," katanya. o Red
#ODP, #COVID-19, #SRAGEN, #OMAHLONDO, #NANGIS-NANGIS, #KAPOK,