masukkan script iklan disini
Ilustrasi (Reuter) |
Dikutip dari Detik.com, Selasa (31/3/2020), Ookla, perusahaan yang membuat layanan pengujian kecepatan koneksi internet Speedtest, menyebut lambatnya kcepatan itu disebabkan membeludaknya pengakses internet.
Membeludaknya pengakses internet dipicu negara-negara yang memberlakukan kebijakan lockdown dan mengontrol agar masyarakat tidak berdiam di rumah. Internet pun dimanfaatkan untuk menunjang aktivitas bekerja atau belajar di rumah, selain mencari hiburan.
Dengan banyaknya orang yang online, maka berdampak pada penurunan kecepatan internet di seluruh dunia. Terlebih, internet semakin lemot di negara yang memberlakukan lockdown.
Dikutip dari Mashable, Ookla melihat fluktuasi kecepatan internet di China, India, Jepang, dan Malaysia yang mulai lemot. Namun di China, kecepatan internetnya mulai kembali normal sejak Februari.
Ookla menyebutkan kecepatan internet rata-rata turun di bawah 80 Mbps di Malaysia dan India sejak pertengahan sampai akhir Maret. Kedua negara itu memang tengah lockdown demi memutus persebaran virus corona.
Mengenai penyebab penurunan tersebut, Ookla memandang kemungkinan itu disebabkan beban yang dipikul para Penyedia Layanan Internet (ISP) selama lockdown, sehingga orang tinggal di rumah dan menghabiskan waktu seharian di dunia maya.
Internet lemot juga dialami pada jaringan seluler. Kecepatannya anjlok pada 18 Maret saat Malaysia memberlakukan lockdown.
Selain Malaysia dan India, Ookla juga melihat penurunan kecepatan internet di Eropa, seperti Prancis, Swiss, Belanda, Spanyol, dan Jerman.(aa)
#Dampak Covid-19, #Teknologi, #Ekonomi, #Kesehatan, #Internet Lemot,