masukkan script iklan disini
TWEETUP.ID - The Great Asia Africa, Farmhouse, Floating Market, dan D'Ranch akan ditutup selama 14 hari, mulai 19 Maret hingga 2 April 2020. Kebijakan itu dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus korona atau corona virus 2019 (covid-19).
PT Perisai Group, pemilik empat tempat wisata tersebut mengatakan jumlah karyawan di tempat wisata itu sebanyak 900 orang, karenanya untuk sementara sebagian dari mereka dengan sangat terpaksa harus dirumahkan untuk sementara waktu.
"Kalau dirumahkan pasti karena terlalu banyak. Ada karyawan tetap dan ada karyawan tidak tetap, jadi tidak semua karyawan masuk," ujar Ferry saat ditemui di kantornya, Kamis (19/3/2020).
Sementara terkait hak karyawan, Ferry mengatakan akan tetap diberikan, namun tidak bisa diberikan secara penuh, terutama untuk karyawan yang statusnya masih kontrak atau karyawan tidak tetap.
"Kita kan jelas ada, uang transport, uang makan dan gaji pokok. Mungkin hanya gaji pokok saja (diberikan), itu juga kalau cukup, kalau tidak kita tambahin," kata pria yang dijuluki Raja Wisata di Lembang itu.
Menurutnya, terkait hal ini semua karyawan sudah memamahi sehingga mereka semua setuju, bahkan ada sebagian karyawan yang meminta untuk dirumahkan ataupun meminta untuk bekerja di rumah.
"Karena ini suasana yang tidak nyaman untuk karyawan ya, termasuk untuk pedagang yang ada ditempat kita. Semua tempat wisata kita di Lembang ditutup untuk menghindari virus corona," ucap Ferry.
Ia mengatakan, terkait adanya karyawan yang dirumahkan sementara itu untuk menghindari adanya perkumpulan orang terutama di kantor PT Perisai Group.
Sejumlah destinasi wisata di berbagai daerah di Jawa Barat diputuskan untuk ditutup sementara sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona Covid-19.
Disparbud Jabar
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Dedi Taufik, mengatakan kebijakan ini harus dihargai dan diterima, termasuk oleh masyarakat dengan demi membatasi kerumunan massa.
Dedi mengatakan penutupan tempat wisata di Jabar ini merupakan dukungan para pelaku usaha di sektor pariwisata kepada pemerintah yang sedang menanggulangi wabah virus corona
Sejumlah pemerintah daerah, katanya, bahkan sudah mengeluarkan surat edaran menindaklanjuti arahan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berkaitan dengan penutupan sementara destinasi pariwisata.
“Sudah ada destinasi yang ditutup di berbagai daerah. Di antaranga di Pangandaran, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Subang, Garut, dan Cirebon,” kata Dedi di Gedung Sate, Jumat (20/3).
Dedi meminta masyarakat mengerti dengan kebijakan ini. Menurutnya, industri pariwisata yang baik adalah yang mengutamakan keselamatan manusia. Dedi sendiri optimistis bahwa industri pariwisata di Jawa Barat akan berjalan dengan baik setelah wabah mereda.
“Ini adalah tanggung jawab kita semua. Tapi, kami yakin bahwa pariwisata Jawa Barat akan menuju pemulihan. Masyarakat diimbau untuk tinggal di rumah menjaga kesehatan dan menunggu keputusan pemerintah, agar nanti bisa berwisata di kembali setelah wabah selesai,” ucap dia.
Gubernur Jabar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku pihaknya mengerti kesulitan yang dialami para pelaku usaha di sektor destinasi wisata, termasuk pengusaha hotel dan restoran.
Untuk itu, ia akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah termasuk mengusulkan kepada pemerintah pusat terkait kebijakan fiskal dengan mengurangi pajak.
“Kita sudah lakukan rakor dengan Bank Indonesia. Kebijakan fiskal akan dilakukan dengan kepala daerah mengurangi pajak hotel dan restoran. Saat ini, mereka mengalami kekurangan kunjungan, tidak ada orang yang menginap, tidak ada yang ke restoran, bayar karyawan kesulitan. kita sangat paham,” kata dia.
Kebijakan fiskal, katanya, dilakukan dengan pengurangan pajak secara berjenjang dan ada macam-macam jenisnya, termasuk pajak yang dikelola pemerintah pusat yakni PPH dan PPN, yang diusulkan untuk dibebaskan.
#Virus Korona, #Covid-19, #Floating Market, #D'Ranch, #Farmhouse, #The Great Asia Africa,
PT Perisai Group, pemilik empat tempat wisata tersebut mengatakan jumlah karyawan di tempat wisata itu sebanyak 900 orang, karenanya untuk sementara sebagian dari mereka dengan sangat terpaksa harus dirumahkan untuk sementara waktu.
"Kalau dirumahkan pasti karena terlalu banyak. Ada karyawan tetap dan ada karyawan tidak tetap, jadi tidak semua karyawan masuk," ujar Ferry saat ditemui di kantornya, Kamis (19/3/2020).
Sementara terkait hak karyawan, Ferry mengatakan akan tetap diberikan, namun tidak bisa diberikan secara penuh, terutama untuk karyawan yang statusnya masih kontrak atau karyawan tidak tetap.
"Kita kan jelas ada, uang transport, uang makan dan gaji pokok. Mungkin hanya gaji pokok saja (diberikan), itu juga kalau cukup, kalau tidak kita tambahin," kata pria yang dijuluki Raja Wisata di Lembang itu.
Menurutnya, terkait hal ini semua karyawan sudah memamahi sehingga mereka semua setuju, bahkan ada sebagian karyawan yang meminta untuk dirumahkan ataupun meminta untuk bekerja di rumah.
"Karena ini suasana yang tidak nyaman untuk karyawan ya, termasuk untuk pedagang yang ada ditempat kita. Semua tempat wisata kita di Lembang ditutup untuk menghindari virus corona," ucap Ferry.
Ia mengatakan, terkait adanya karyawan yang dirumahkan sementara itu untuk menghindari adanya perkumpulan orang terutama di kantor PT Perisai Group.
Sejumlah destinasi wisata di berbagai daerah di Jawa Barat diputuskan untuk ditutup sementara sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona Covid-19.
Disparbud Jabar
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Dedi Taufik, mengatakan kebijakan ini harus dihargai dan diterima, termasuk oleh masyarakat dengan demi membatasi kerumunan massa.
Dedi mengatakan penutupan tempat wisata di Jabar ini merupakan dukungan para pelaku usaha di sektor pariwisata kepada pemerintah yang sedang menanggulangi wabah virus corona
Sejumlah pemerintah daerah, katanya, bahkan sudah mengeluarkan surat edaran menindaklanjuti arahan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berkaitan dengan penutupan sementara destinasi pariwisata.
“Sudah ada destinasi yang ditutup di berbagai daerah. Di antaranga di Pangandaran, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Subang, Garut, dan Cirebon,” kata Dedi di Gedung Sate, Jumat (20/3).
Dedi meminta masyarakat mengerti dengan kebijakan ini. Menurutnya, industri pariwisata yang baik adalah yang mengutamakan keselamatan manusia. Dedi sendiri optimistis bahwa industri pariwisata di Jawa Barat akan berjalan dengan baik setelah wabah mereda.
“Ini adalah tanggung jawab kita semua. Tapi, kami yakin bahwa pariwisata Jawa Barat akan menuju pemulihan. Masyarakat diimbau untuk tinggal di rumah menjaga kesehatan dan menunggu keputusan pemerintah, agar nanti bisa berwisata di kembali setelah wabah selesai,” ucap dia.
Gubernur Jabar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku pihaknya mengerti kesulitan yang dialami para pelaku usaha di sektor destinasi wisata, termasuk pengusaha hotel dan restoran.
Untuk itu, ia akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah termasuk mengusulkan kepada pemerintah pusat terkait kebijakan fiskal dengan mengurangi pajak.
“Kita sudah lakukan rakor dengan Bank Indonesia. Kebijakan fiskal akan dilakukan dengan kepala daerah mengurangi pajak hotel dan restoran. Saat ini, mereka mengalami kekurangan kunjungan, tidak ada orang yang menginap, tidak ada yang ke restoran, bayar karyawan kesulitan. kita sangat paham,” kata dia.
Kebijakan fiskal, katanya, dilakukan dengan pengurangan pajak secara berjenjang dan ada macam-macam jenisnya, termasuk pajak yang dikelola pemerintah pusat yakni PPH dan PPN, yang diusulkan untuk dibebaskan.
#Virus Korona, #Covid-19, #Floating Market, #D'Ranch, #Farmhouse, #The Great Asia Africa,